2009年5月21日木曜日

Semangkuk Bakmi

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”“Iya pak, tetapi saya tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu.“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.“ Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.“Tidak apa-apa pak, saya hanya terharu saja" jawab Ana sambil mengering kan air matanya.“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi… ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Bapak, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibanding kan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.Setelah mendengar perkataan Ana, pemilik kedai itu menarik nafas panjang lalu berkata:“Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Sedang ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya??”Ana terhenyak mendengar hal tsb.“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal , aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya"Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya.Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas.Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah“ Ana, kau sudah pulang nak. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.Teman, Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita - khususnya orang tua kita - harus diingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.Terima kasih, memang sebuah kata yang kedengarannya terlalu biasa dan sederhana. Namun jika kita tahu makna yang dalam di baliknya, akan terasa begitu indah…apalagi jika ucapan itu disampaikan kepada orang yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita sampai jadi orang, tentunya bukan hanya kata2 saja, namun juga lewat perbuatan dan perhatian kita pada mereka saat mereka masih hidup

0 件のコメント: