2009年5月31日日曜日

Sabtu cerah di Miyama Park






Sabtu, 30 Mei 2009 kami memutuskan tidak pergi jauh-jauh membawa anak-anak bermain. Bulan ini kami sudah banyak sekali bepergian.


Perjalanan yg panjang tidak hanya memakan waktu dan biaya, tapi juga melelahkan. Biasanya napsu makan anak-anak menjadi berkurang karena lebih asyik bermain. Setelah sampai di rumah, mereka lebih suka tidur daripada makan. Ehmm.. ini tidak terlalu baik.


Akhirnya hari ini kami pergi ke Miyama Park, sekitar 15 menit dari rumah dengan mobil. Taman ini ada di atas gunung dengan luas hektaran. Banyak tempat yg bisa dilihat.


Ada taman bermain anak, lapangan golf, taman Inggris, danau, dan rental anjing. Sebulan 2 kali disini diadakan free market/bazaar oleh kumpulan petani daerah Okayama. Anda bisa menemukan aneka ragam sayur dan buah organik dengan harga yang relatif murah. Juga berbagai barang bekas dan unik dengan harga terjangkau.


Di Miyama Park ada sekitar 4000 pohon sakura dan ratusan jenis bunga yang ditanam bergantian sesuai musimnya. Awal musim semi kami telah datang kesini menikmati keindahan bunga sakura. Benar-benar pemandangan yang tidak ada di Indonesia, karena kami melihat ribuan pohon sakura berbunga. Bukit-bukit berwarna merah muda!


Hari ini ada banyak bunga liar berwarna kuning, aku sendiri tidak tahu namanya. Bunga ini mungkin mekar di sekitar bukit-bukit di area taman bermain anak-anak. Karena jenisnya liar, bunga ini tidak perlu disiram, dia tumbuh bebas dimana saja.

2009年5月28日木曜日

Hobi baru yang menyenangkan

Belakangan ini ada hal yg mengasikkan yg benar-benar menarik perhatianku. Lebih daripada browsing internet atau facebook sekalipun. Pagi-pagi setelah menyiapkan makan pagi dan tetek bengeknya, aku menyempatkan waktu menengok beranda belakangku. Seperti yg pernah kutulis sebelumnya aku telah menanam parika, mini tomato, daun bawang, dan beberapa jenis bunga. Kedua anakku ikut membantu menyiramnya setiap hari.

Awal gajian kemarin, aku menghabiskan beberapa ribu yen untuk membeli pot, benih sayur, bunga dan tanah subur. Ternyata berkebun itu mengasikkan. Dan toko bunga di kota Tamano ini menyediakan semua yg aku butuhkan. Aku membeli bibit strawberi dan bluberi, lalu benih caisim, jagung, bunga lavender, bunga matahari dan kacang panjang.

Sekarang beranda tidak cukup lagi menampung semuanya. Beberapa aku tanam di pekarangan luar. Apartemen tua kami memang memiliki pekarangan yang cukup luas. Seminggu yg lalu masih berupa semak belukar yang "mengerikan" dan bau, karena banyak kotoran anjing dan kucing. Sebelumnya aku sering mengeluh karena banyak orang yg jalan-jalan membawa anjingnya sengaja mampir ke pekarangan apartemen untuk buang kotoran. Untungnya pihak penyewa apartemen menebas semua semak belukar dan membersihkannya.

Masuk musim panas ini, kedua anak kami menjadi senang main di luar. Pekarangan yg bersih akan membuat mereka nyaman bermain bebas. Hiro senang sekali meniup balon busa sabun dan haruka akan berlari-lari menangkapnya. Sementara aku ada di dekat mereka sambil mengurus kebun baruku.

2009年5月21日木曜日

Semangkuk Bakmi

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”“Iya pak, tetapi saya tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu.“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.“ Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.“Tidak apa-apa pak, saya hanya terharu saja" jawab Ana sambil mengering kan air matanya.“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi… ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Bapak, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibanding kan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.Setelah mendengar perkataan Ana, pemilik kedai itu menarik nafas panjang lalu berkata:“Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Sedang ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya??”Ana terhenyak mendengar hal tsb.“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal , aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya"Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya.Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas.Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah“ Ana, kau sudah pulang nak. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.Teman, Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita - khususnya orang tua kita - harus diingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.Terima kasih, memang sebuah kata yang kedengarannya terlalu biasa dan sederhana. Namun jika kita tahu makna yang dalam di baliknya, akan terasa begitu indah…apalagi jika ucapan itu disampaikan kepada orang yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita sampai jadi orang, tentunya bukan hanya kata2 saja, namun juga lewat perbuatan dan perhatian kita pada mereka saat mereka masih hidup

Doa Abjad

Setiap anak kecil datang dengan pesan bahwa Tuhan belum dikecewakan oleh manusia. Ceritanya seperti ini, suatu hari seorang gembala kecil sedang menjaga dombanya pada hari minggu pagi, dan dia mendengar bunyi lonceng gereja berbunyi. Dan ketika dia melihat orang-orang berjalan sepanjang perjalanan dimana dia berada, dia berpikir, "Aku ingin berkomunikasi dengan Tuhan! Tetapi apa yang dapat saya katakan kepada Tuhan?"Dia tidak pernah belajar bagaimana berdoa sebelumnya. Maka, dia berlutut, dan mulai menyebutkan abjad satu persatu. Mengulangi doa beberapa kali, seorang pria melewati anak itu dan mendengar suara anak itu dibelakang semak belukar. Dia melihat anak laki-laki itu berlutut dengan tangan terlipat, mata tertutup, dan mengulang-ulang abjad tersebut.Pria itu mengusik anak laki-laki itu "Apa yang kamu lakukan, anak kecil?" Dia bertanya.Anak kecil itu berkata, "Saya sedang berdoa Tuan."Pria itu sepertinya terkejut dan berkata, "Tetapi mengapa kamu mengulang-ulang urutan abjad?"Anak itu menjelaskan, "Saya tidak tahu satu doa pun, tuan. Tetapi saya mau Tuhan menjaga saya, dan membantu saya untuk menjaga domba-domba saya. Maka saya berpikir, kalau saya berkata apa yang saya tahu, Dia dapat menyusun huruf huruf itu menjadi kata-kata, dan Dia akan tahu apa yang saya inginkan dan yang saya harus katakan!" (penulis tidak diketahui)Pria itu tersenyum dan berkata, "Tuhan memberkati hatimu, Tuhan pasti akan melakukan itu!" Dan pria itu berjalan menuju gereja dan mengetahui dengan pasti bahwa dia telah mendengar kotbah yang terbaik pada hari itu.Mungkin apabila kita berpikir seperti anak kecil dan membiarkan Tuhan menyusun huruf-huruf tersebut, menjadi apa yang seharusnya kita inginkan, dan apa yang seharusnya kita katakan, maka mungkin semuanya akan berjalan jauh lebih baik dari apa yang kita telah rencanakan!!!

Bekebun yuk!

Belakangan ini muncul isu pemanasan global. Dimana-mana orang diminta melakukan penghijauan. Di Jepang tidak ada himbauan sperti itu. Itu mungkin karena orang Jepang suka tanaman. Hampir di setiap rumah punya kebun. Pemandangan di jalanan pun semarak dengan bunga. Aku mulai jatuh cinta pada tanaman, diawali di negri ini.
Punya tanah sisa di rumah? Atau hanya beranda sempit? Tidak masalah! Ayo, bercocok tanam... ajak anak-anak berpartisipasi, pasti mereka suka. Anak-anak saya punya "kebun sayur" kecil di belakang rumah. Walaupun hanya di tanam dalam pot mini, ternyata bisa tumbuh bahkan menghasilkan buah. Kami menanam paprika, mini tomato dan daun bawang. Tiap hari anak-anak membantu saya menyiram semuanya.
Menyiram bunga dan sayur menjadi acara pagi anak-anakku. Aku menyerahkan sepenuhnya pada mereka. Menanamkan kebiasaan ini dari kecil kuharapkan bisa menumbuhkan cinta mereka pada lingkungan.






2009年5月14日木曜日

Kuma Furikake Bento


Hari ini adalah hari pertama aku membuat bento untuk Hiro. Sejak 2 bulan lalu, aku sudah berdebar-debar apakah bisa buatkan bento yang menarik dan enak... Penampilan juga penting, karena anak-anak tertarik akan gambar dan warna. Tak kalah penting adalah rasa, ini akan mendorong anak terus menyuapkan tiap sendok makanannya sampai habis.


Untuk membuat bento seperti ini, aku telah menyiapkan banyak peralatan seperti kotak bento,cetakan onigiri, cup untuk lauk pauk, garpu mini, pemotong nori (untuk membentuk mata, hidung, mulut, dll). Tapi karena Hiro belum terbiasa dengan rasa nori, aku menggantinya dengan keju.


2009年5月13日水曜日

Youchien Momo gumi (Kindergarden Peach Class)




Tidak terasa sudah 1 bulan Hiro di bersekolah Uno Youchien. Youchien atau TK dimulai pada usia 3 tahun di Jepang. TK-nya akan dijalani selama 3 tahun.




Hiro sudah menikmati sekali suasana sekolah. Dia tidak lagi menangis saat ditinggalkan. begitu menginjakkan kaki di gerbang sekolah, dia langsung berkata, "Mama sana cepat pulang!" Awalnya aku sempat kaget, apa dia tidak salah ngomong... Ini kali pertama dia berani berpisah dari orang tuanya, biasanya salah satu dari kami entah aku atau papanya yg menemaninya.