2009年8月30日日曜日

Lonely Week End

Sebenarnya ini bukan kali pertama suami meninggalkan rumah beberapa malam. Sejak kami menikah, dia beberapa kali harus bermalam di luar kota bahkan luar negri untuk urusan penelitian (ketika masih kuliah pascasarjana), pentas kesenian atau pekerjaan. Tapi tetap saja hari terasa panjang dan membosankan tanpa mantan pacar. Apalagi biasanya kami selalu mengunakan week end sebagai acara keluarga. Ini sangat menyenangkan, karena ayah anak-anak selalu membawa kami pergi keluar. Tentu saja ini menjadi refreshing time yang sangat berharga, untuk membuang kepenatan mengasuh 2 anak dan mengurus rumah tangga selama seminggu.

Jumat kemarin dia pamit untuk ke Tokyo selama 2 hari 2 malam.  Kepergiannya atas undangan teman-teman dari KBRI untuk pentas kesenian di 2 tempat berbeda selama 2 hari (Sabtu dan Minggu). Dia akan memainkan kendang bersama seorang pemain lain memainkan Rampak Kendang. Ini adalah kesenian asli daerah Jawa Barat. Kalau aku ingat kembali ini pentas pertamanya setelah lulus pascasarjana. Berarti sudah 2 tahun lebih dia kembali tampil di atas panggung.

Malam ini dia akan kembali. Bahkan tinggal hitungan beberapa jam lagi. Aku sudah merindukannya (harap jangan mentertawakan aku ya :D). Anak-anak pun begitu. Tadi siang Hiro sudah mulai menangis mencari papanya.

*********

Kendang Sunda

Ini foto-foto ketika kami masih tinggal di Shizuoka. Selama itu permintaan untuk memainkan kendang Sunda datang hampir setiap saat. Baik untuk acara kampus maupun acara pertukaran kebudayaan di kota Shizuoka. Apalagi suami bergabung di Perkumpulan Pertukaran Kebudayaan milik Pemda setempat, ini membuat kesenian Indonesia dikenal oleh penduduk Shizuoka.

Pencak Silat

Selama ini orang menghubungkan kendang dengan dangdut. Walaupun pada masa kini, mulai banyak musik dangdut yang berkolaborasi dengan kendang tradisional sebagai instrumennya, sebenarnya kesenian Sunda tidak sama dengan dangdut. Kendang biasanya dipakai untuk jaipong dan pencak silat.

2009年8月28日金曜日

Misao Bokujo

Ini kali kedua kami ke Misao Bokujo (みさお牧場 : peternakan Misao). Kali pertama, saat musim gugur tahun lalu bersama seorang teman kerja suami dan keluarganya. Kali ini hanya kami berempat. Di pertengahan musim panas yang sangat menyengat ini, akan sangat menyenangkan jika bisa menikmati es krim atau sesuatu yang dingin di tempat yang nyaman.

Misao

Misao Bokujo didesain menjadi tempat singgah yang nyaman dan asri. Selain peternakan sapi dan toko gelato, ada juga kandang berbagai jenis burung (merak, merpati kipas, kakatua) dan bermacam-macam bunga yang cantik. Ada juga perosotan anak, sehingga ini segera menarik minat anak-anak kami begitu menginjakkan kaki ke tempat ini.

merak
mari gold

Baiklah, ini bagian yang paling mengasyikkan. Gelato! Dari 12 pilihan rasa, kami memilih strawberi (苺:ichigo), teh hijau (抹茶:maccha), coklat dan vanila.

ice cream misao

Sebenarnya ada 2 rasa baru yang sedikit membuat kami terkejut, yaitu rasa tomat dan terong. Aku tidak tahu apakah ini memang rasa baru yang sedang dipromosikan atau sudah ada sejak lama.
Sebelum pulang kami menyempatkan waktu untuk mengunjungi peternakan sapi di dekat sini. Selain sapi sebagai modal utama gelato factory ini, juga ada beberapa kandang babi, kuda, kambing dan kelinci. Kami berhenti mengambil foto dan berganti ke handycam, karena terlihat sekali anak-anak kami sangat antusias melihat dari dekat hewan-hewannya.

Misao bokujo

2009年8月23日日曜日

Hanabi Matsuri

Satu hal yang ditunggu di musim panas di Jepang adalah pesta kembang api. Orang-orang akan rela memarkirkan mobil beberapa jam sebelum pesta kembang api dimulai, dan berlomba mendapatkan tempat yang terbaik untuk menikmati keindahannya.
花火1
花火2
Kami datang pukul 5 sore ke Nadasaki Farmer's Market. Banyak tempat parkir ditutup dan dijaga polisi. Disisi jalan pun berderet-deret mobil atau motor patroli untuk mencegah parkir liar yang akan menyebabkan kemacetan di jalan. Kami mendapat tempat parkir 500 m dari tempat pesta kembang api.
Jika kami terlambat setengah jam saja, mungkin kami akan kehabisan tempat parkir, walaupun acara puncak baru akan dimulai pada pukul 8.30 malam.
花火3
Ini kali pertama Hiro dan Haruka melihat pesta kembang api. Mereka begitu senang melihat satu demi satu bunga api diluncurkan ke langit dan memancarkan cahaya berbagai warna.
花火4
Mungkin hasil foto suamiku tidak sebagus hasil fotografer profesional. setidaknya kami bisa mengabadikan momen ini untuk kenang-kenangan bagi kedua anak kami.
Puluhan atau mungkin ratusan kamera ikut mengabadikan momen ini. Area Farmer's Market yang sengaja dibuat gelap gulita mendadak menjadi terang terkena kilatan kembang api. Ratusan penduduk Tamano yang duduk menyaksikannya serentak berdecak kagum mengagumi keindahan bunga-bunga api ini.
花火5
Setengah jam terasa sangat singkat buat anak-anak kami yang telah menunggu selama berjam-jam disini. Malam itu hanya 1000 kembang api yang dinyalakan. Tapi ini sudah cukup menghibur penduduk kota Tamano yang terbilang kecil ini. Ingin menyaksikan yang lebih besar lagi? Besok akan pesta kembang api dengan 30.000 peluncuran di kota Takamatsu di pulau Shikoku. Hmmm... tapi kupikir kami tidak akan kesana, mengingat perjalanannya yang cukup jauh, harus ditempuh dengan feri dan bus. Mungkin jika musim panas tahun depan kami masih disini, kami bisa menyaksikannya lagi di Tamano. Siapa tahu?

2009年8月21日金曜日

Ikeda Zoo


Gajah, originally uploaded by hiroharuka.

Sudah lama Haruka bilang jika dia ingin melihat gajah. Gadis cilik 2 tahun ini memang menyukai binatang. Kami pernah mengunjungi Shibukawa Zoo, yang terletak tidak jauh dari kota kami. Hanya sekitar 20 menit mengendarai mobil. Tapi kebun binatang ini lebih pantas disebut sebagai peternakan, karena binatang yang ada di dalamnya sebagian besar kambing, sapi, kelinci dan kuda.

Akhirnya ayah anak-anak mendapatkan informasi adanya sebuah kebun binatang yang lebih besar daripada Shibukawa Zoo, yaitu Ikeda Zoo. Letaknya di kota Okayama, sekitar 1,5 jam perjalanan dengan mobil dari kota Tamano.

Setelah sempat menyasar sekitar 20 menit akhirnya kami sampai ke Ikeda Zoo. Sebuah kebun binatang yang sudah cukup tua dan sepi pengunjung, yang letaknya terpencil di atas bukit, di tengah kota Okayama. Agak aneh mendengarnya? Ya walaupun kota Okayama adalah ibukota perfektur di Jepang, bukit-bukit yang ada di dalam kota dibiarkan apa adanya dengan segala kealamiannya.
Bunga di depan jerapah
Gajah yang dirindukan Haruka berada tidak jauh dari pintu masuk. Jadi tujuan pertama kami adalah ke tempat ini. Haruka begitu antusias, bahkan bisa dibilang dia tercengang akan benntuk gajah yang begitu besar. Saat diajak berfoto dia tidak bergeming dan tetap memandangi sang gajah.

Kami juga menemui beberapa binatang lainnya seperti jerapah, ressa panda, singa, harimau, tikus kapibara, beruang, buaya dan rusa. Tidak ketinggalan kambing, domba, ayam, berbagai jenis burung dan keledai.
Tora
Jerapah
Memang Ikeda Zoo tidak ada apa-apanya dibandingkan Taman Safari Indonesia. Tapi ini cukup memuaskan anak-anak kami. Mereka menikmati saat-saat mereka bisa memberi makan beruang dengan makanan yang kami yang beli seharga 2000 yen. Ini salah satu kesempatan untuk mengenalkan berbagai jenis binatang yang selama ini hanya mereka lihat di dalam buku cerita dan televisi.

2009年8月5日水曜日

井倉洞


50メートルの天の岩穴から落ちる滝、岩肌からしみ出す水。
そして岩間に吸い込まれていく流れ・・・・・・。
目の前にぽっかりひらいた黒い穴はどこへつながっているのか。
そして足元の亀裂はどこまで深いのか。
地球の鼓動が聞こえる幽玄の回廊です。

井倉洞は、高さ240メートルに達する石灰岩の絶壁に開口する全長1200メートルの鍾乳洞です。
井倉洞の中を歩くと、ずっと聞こえるのが色々な水の音。
地球上の様々な生物は水から誕生しました。
鍾乳洞も水によってできあがったのです。
何億年という永い時間をかけて流れ落ちた水が、少しづつ鍾乳石や石筍を造り、それがつながって石灰柱ができあがっています。
水が造る形は、繊細で美しい石のカーテンのようです。

Air Terjun Ikura


Ikura_09, originally uploaded by hiroharuka.

Air terjun Ikura berada di kota Niimi propinsi Okayama. Ayah anak-anak mengendarai mobil selama 2 jam 20 menit menuju tempat ini.
Panjang air terjun Ikura 50 meter. Ini keluar dari dalam bukit.

Gua Alam Ikura


Ikura_23, originally uploaded by hiroharuka.

Ini kali pertama aku wisata gua. Melihat pamfletnya, gua alami ini indah sekali. Mulut gua ini berdekatan dengan air terjun Ikura, sehingga gemuruh airnya terdengar membahana di dalam gua.

Namun sayang, kami tidak berani mengeluarkan kamera di bagian paling indah di dalam gua. Kami hanya mengambil gambar di bagian tertentu yang tidak basah dan di depan kuil kecil seperti dalam foto ini.

Jalan setapak di dalam gua sangat sempit dan becek. Air tetesan dari bagian atas gua terus menerus jatuh mengenai pejalan kaki. Beberapa wisatawan menyiapkan jas hujan, hmm ide bagus juga. Sayang tidak terpikirkan olehku sebelumnya. Anak-anak kami sedikit panik karena tetesan air ini terasa dingin di kepala mereka.

Suhu di dalam gua sekitar 14-15 derajat Celcius sepanjang tahun. Sehingga pada saat musim dingin terasa hangat. Dan pada musim panas seperti ini terasa sejuk.