2009年12月25日金曜日

MERRY CHRISTMAS

♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪ We Wish You A Merry christmas ♪♫•*¨*•.¸¸♥


¸¸.•*¨*•♫♪ ♥ ♥ We Wish You A Merry Christmas ♪♫•*¨*•.¸¸


♥ ¸¸.•*¨*•♫♪♥ We Wish You A Merry Christmas ♪♫•*¨*•.¸¸♥


¸¸.•*¨*•♫♪And A Happy New Year ♪♫•*¨*•.¸¸♥ ¸¸.•*¨*•♫♪...




" Merry Christmas Dec 25, 2009 and Happy New Year Jan 01, 2010 "



2009年12月24日木曜日

Satu Kisah Dalam Hidupku

Aku haid lagi! Ini haid pertama setelah peristiwa itu. Aku kembali menghela nafas, kejadian itu sebenarnya tidak ingin kubuka lagi. Tapi aku telah melewatinya dengan baik, aku harus berbagi dengan orang lain, agar apa yang aku alami bisa menjadi berkat.

2 bulan lalu aku punya kisah gembira yang berakhir menjadi "kisah sedih". Aku hamil anak ketiga kami. Sampai pada usia kandungan 6 minggu, dokter belum menemukan tanda-tanda pertumbuhan pada embrio. Dokter memberi waktu seminggu lagi untuk memastikan "keberhasilan" kehamilanku.

Teman-temanku, para ibu yang biasa mengantar anak-anak ke TK, memeberikan dukungan atas kehamilanku ini. Pada usia kandungan kecil memang biasanya ditemukan kasus embrio "bermasalah", seperti ukuran yang kecil, letak yang tidak tepat, bentuk yang aneh, dll. Seiring pertumbuhan waktu, embrio akan mengalami perkembangan normal menjadi bayi.

Sahabatku, Elies, memberikan dukungan doa dan banyak nasehat. Tetap percaya bahwa jika Tuhan yang menaruh anak ini, Dia yang akan menjaganya sampai lahir. Aku menaruh percaya bahwa Tuhan akan membuat mujizat. Aku berharap Dia akan merubah diagnosa dokter, sehingga dokter akan melihatnya sebagai keajaiban dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Aku menganggap ini sebagai tantangan imanku, apakah aku bisa tetap percaya Tuhan bekerja atau tidak.

Seminggu kemudian di ruang kebidanan dan kandungan, dokter kembali mengatakan hal yang sama. Embrionya sama sekali tidak berkembang. Jika dibiarkan ini bisa membahayakan. Dengan sangat menyesal, dokter berkata bahwa kehamilanku gagal. Dia menetapkan minggu depan untuk operasi, tapi aku masih ragu-ragu akan ucapannya. Akhirnya dokter memberi waktu seminggu lagi. Aku tidak mengerti urusan medis sama sekali, dan aku tahu dokter Jepang bisa dipercaya. Tapi aku tidak mau gegabah. Aku takut melakukan kesalahan yang fatal terhadap bayiku.

Aku pernah mendengar kisah dari Indonesia, dimana kisahnya mirip dengan yang aku alami. Pada usia kehamilan 6 minggu kehamilan, ibu XX mengalami pendarahan sehingga dia memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dokter mengatakan bayinya tidak sempurna dan tidak terdengar detak jantungnya. Besok harus segera dioperasi, karena jika ditunda akan pendarahan yang lebih parah. Tapi si Ibu XX ini tidak segera percaya, dia berdoa bersama suaminya dan sepakat mencoba ke dokter yang lain. Ternyata dokter yang lain mengatakan kabar baik. Bayinya tidak kenapa-napa, bahkan sudah terdengar detak jantungnya. Ibu XX bersyukur dia tidak segera menuruti perkataan dokter pertama, sehingga dia tidak harus kehilangan bayinya secara sia-sia.

Satu doaku supaya Tuhan bekerja mendatangkan yang terbaik buat bayi kami, aku dan keluarga kami. Aku hanya bisa melakukan bagian yang bisa aku lakukan, yaitu berdoa. Biarlah Tuhan yang menentukan. Aku ingat suatu sore, sebelum aku mengalami pendarahan, aku memuji dan menyembah Dia dalam bahasa Roh. Saat itu tiba-tiba aku menangis, hatiku menjadi sangat sedih, seperti akan kehilangan sesuatu. Aku hanya bisa menyanyikan pujian ini berulang-ulang, "Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah, di bumi sperti di Sorga." Dan air mataku bercucuran, hatiku seperti teriris perih, tapi aku tidak tahu kenapa... Aku hanya berserah pada Tuhan. Biarlah terjadi yang terbaik buat aku, bayiku dan keluargaku.

Besoknya aku mengalami pendarahan. Aku sangat terkejut, tapi aku menguatkan hati. Apakah ini jawabannya? Aku menenangkan diri kemudian menelepon dokter. Dokter dengan santai mengatakan pendarahan ini pertanda keguguran dari kehamilan yang gagal. Embrio yang tidak terbentuk sempurna itu akhirnya keluar dengan sendirinya. Karena itu hari Jumat sore, sedangkan besoknya secara berturut-turut hari libur hingga Senin, dokter menjadwalkan hari Selasa untuk operasi (baca: kuret).

Selama 5 hari itu, pendarahan terus terjadi tanpa ada hal yang bisa kulakukan untuk mencegahnya. Aku sedikit mengeluh mengapa dokter Jepang tega membiarkan aku dalam kondisi pendarahan dan sakit seperti ini, hanya karena hari libur (Sabtu-Minggu-Senin). Kenapa tidak langsung saja Jumat malam atau Sabtu pagi? Jika di Indonesia, mungkin ada banyak dokter kandungan yang siap melayani selama kita bayar penuh. Tapi mungkin ini sudah jalan yang harus kuhadapi.

Selama hari-hari yang berat dimana kondisi badanku lemah (namun anak-anak dan kondisi rumah yang tetap minta perhatianku), secara tidak langsung membuat perhatian rohaniku berpusat pada Bapa di Sorga. Karena aku sangat benar-benar membutuhkan kasih karunia. Saat aku tidak bisa bergantung pada manusia, aku mencari pertolongan kepada Tuhan. Ini membuat aku lebih banyak berdoa (berbicara kepada Tuhan). Jika kurenungkan sekarang, masa-masa itu Tuhan ijinkan agar aku dekat dan semakin mengenal-Nya.

Akhirnya tiba hari itu. Hari Selasa, 24 November 2009. Tepat sebulan yang lalu. Aku dikuret di Rumah Sakit Rakyat (市民病院 :shimin byouin) kota Tamano jam 1 siang. Datang dari jam 9 pagi, setelah menitipkan Hiro dan Haruka di penitipan anak (保育園 :hoikuen), diantar suami tercinta. Aku bersyukur suamiku sangat setia dan tegar menemaniku hari ini.

Walaupun secara akal pikiran sulit mengerti jalan Tuhan, aku belajar bersyukur dan menerima bahwa memang ini yang terbaik. Pencobaan yang aku alami pasti tidak akan melebihi kekuatanku. Segala kehormatan dan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus yang telah memberikan kekuatan bagiku dalam menghadapi hal ini. Terima kasih, Tuhan.

2009年12月18日金曜日

入園からヒロの初めての冬 : MUSIM DINGIN PERTAMA HIRO SEJAK MASUK TK

今年も後1カ月になりました。生活発表会やクリスマスなど、楽しみにしています。寒くなりましたが、寒さに負けず、毎日頑張って幼稚園へ行きたいと思います。自転車で送り迎えはとてもつらいですけど、手袋やマフラーなどで防寒をします。朝は布団が良くてなかなか起きられない
けど、生活のリズムをつくって遅れないように頑張ります!!

Tinggal 1 bulan lagi tersisa di tahun ini. Ini musim dingin pertama Hiro sejak masuk TK. Tahun lalu, kami keluar rumah hanya setelah matahari bersinar panas. Berarti menunggu sampai sekitar jam 10-11 siang. Bangun pagi dan keluar rumah saat pagi sangat berat. Dingin benar-benar menggigit.

Tapi demi kelancaran sekolah Hiro, kami harus semangat menjalaninya. Bulan ini ada Festival Anak dan Perayaan Natal di TK, Hiro semangat untuk merayakannya. Tidak boleh kalah oleh dingin, harus bisa melewatinya!!
Antar jemput dengan sepeda sangat melelahkan, ditambah udara yang dingin dan angin laut yang kencang, aku sempat berpikir betapa enaknya jika aku bisa menyetir mobil.

Yosss, semangat!! Pakai sarung tangan dan syal, juga selimut kecil untuk anak-anak, tiap hari harus berangkat sekolah. Anak-anak harus belajar teratur ke sekolah. Ini untuk kebaikan mereka juga.

2009年12月16日水曜日

Bye bye Muntaber

Minggu lalu Hiro dan Haruka terkena muntaber. Didahului Hiro disusul Haruka. Pas pertengahan minggu ada acara penting di TK (happyoukai), secara "naluri" Hiro sembuh sehingga bisa sekolah lagi. Setelah itu besoknya kembali diare, wah!!

Seingatku pertama kali Hiro terkena diare saat dia masih berusia 9 bulan. Saat itu kami tinggal di Shizuoka. Sebagai ibu muda, aku sempat panik. Apalagi tiada keluarga yang bisa membantu. Saat itu Hiro baru lepas ASI sebulan sebelumnya. Dokter mengatakan diare ini bukan karena salah makan, tapi karena cuaca dingin. Ya, kuingat saat itu sekitar bulan Oktober, sudah mulai dingin di Shizuoka.

Kali ini diare disertai muntah-muntah. Bisa dibayangkan betapa repotnya... Anak-anak bahkan muntaber di tengah malam di atas tempat tidur. Aku sempat kehabisan handuk dan seprai. Beberapa kali mereka juga muntah di mobil papanya. Banyak sekali yang harus dibersihkan. Ditambah cuaca yang tidak mendukung. Mesin cuci dan mesin pengering tidak berhenti berputar.

Mungkin Hiro sudah terbiasa dengan diare, karena ketika di Indonesia dia pun pernah mengalaminya beberapa kali. Tapi ini diare pertama Haruka. Yah selama ini Haruka memang hampir tidak pernah sakit. Aku menebak ini berkat kekebalan tubuhnya yang baik. Haruka minum ASI penuh selama 2 tahun 3 bulan. Ditambah 3 bulan perpindahan dari ASI ke susu sapi. Saat pertama kali diare, Haruka menjerit cemas karena dia menjadi tidak bisa mengontrol buang airnya. Dia yang selama ini sudah bisa buang air di WC, tiba-tiba "bocor".... dia terus menangis sampai aku mengangkatnya ke WC dan melepas celananya. Dia memandang sedih celana dalamnya yang kotor. Aku menenangkannya sambil membersihkan semuanya.

Kira-kira 3-4 hari mereka sembuh berkat obat dokter. Selama itu aku menjauhkan mereka sementara dari makanan dan minuman kesukaan mereka. Seperti jus sayuran, buah-buahan dan yogurt. Memperbanyak karbohidrat. Setelah sembuh total mereka bisa kembali menikmati semuanya.

Untung sekarang mereka sudah sembuh. Napsu makan mereka pun kembali normal. Terima kasih, Tuhan.