Hiro adalah anak lelaki pertama kami. Bulan ini dia genap berusia 3,5 tahun. Jika mendengar namanya, orang akan berpikir salah satu dari kami adalah orang Jepang. Nama Hiro diambil dari nama Yoshihiro Sugegaya, orang tua angkat suami saya.
Awalnya tidak terpikir bagi kami untuk secepatnya memberi adik bagi Hiro. Kami berencana menambah anak lagi setelah Hiro besar, sekitar 4-5 tahun. Saat itu ayah Hiro masih menempuh pendidikan pasca sarjana di Shizuoka University. Tapi rencana tinggal rencana, pada saat Hiro baru berusia 8 bulan, dokter mengatakan aku telah hamil 2 bulan.
Haruka lahir ketika Hiro berusia 1 tahun 3 bulan. Jarak yang terbilang dekat. Untung saat itu Hiro sudah lancar berjalan dan mulai belajar makan makanan orang dewasa, sehingga aku tidak terlalu repot. Seakan menyadari posisinya sebagai anak pertama, Hiro dengan cepat bisa lepas popok. Tidak sulit menyuruh dia buang air kecil maupun besar, sebelum usianya masuk 1,5 tahun.
Aku menyadari mempunyai adik terlalu dini bisa memancing rasa cemburu pada anak pertama. Ini terjadi pada masa 6 bulan pertama. Tanpa sebab Hiro bisa marah dan mengamuk, sakit-sakitan setiap 2-3 minggu. Walaupun itu cuma sakit biasa seperti diare, batuk atau pilek. Masa-masa itu terasa sangat berat bagiku. Saat itu aku berjauhan dengan ayah Hiro dan menumpang di rumah orang tua untuk melahirkan Haruka. Baru setelah Haruka berusia 1,5 tahun, kami bertiga kembali ke Jepang. Tidak mudah membagi waktu mengurus 2 anak dengan keinginan yang berlainan, ditambah pekerjaan rumah tangga yang tiada hentinya.
Setahun terakhir ini, setelah Hiro jauh dari nenek yang biasa memanjanya, aku melihat perkembangan yang sangat pesat terjadi pada 2 anakku, terutama Hiro. Justru setelah di Jepang dia yang semula anak manja, tumbuh menjadi sosok yang mandiri. Dia bisa mandi sendiri bahkan memandikan adiknya. Menyiramkan shower, menyabuni dan membilas adiknya. Menjaga adiknya saat bepergian misalnya saat di tempat parkir, selama kami menurunkan barang, dia akan memegang tangan adiknya agar tidak lari kemana-mana. Mencoba membawakan barang belanjaanku. Membantu menyiram kebun. Membereskan mainan yang berserakan. Perkembangan bahasanya pun sangat pesat, apalagi setelah masuk TK Jepang, dia jadi menguasai 2 bahasa. Selain itu Hiro sangat suka diajak diskusi. Dia suka jika aku menanyakan pendapatnya akan suatu hal, dia akan cepat memberikan jawaban.
Aku sering terharu melihat kemandiriannya. Dia suka dengan segala sesuatu yang teratur. Segala sesuatu yang tepat jadwal. Hampir setiap tindakannya ada urutan yang selalu dihafalnya. Aku sering lupa, membiarkan dia dengan kemandiriannya. Berpikir bahwa dia pasti bisa mengerjakan semua. Padahal di usianya ini, dia tetaplah seorang anak balita. Dia masih butuh perhatian yang sama dengan adiknya. Kadang aku merasa kasihan padanya, karena kami harus berbagi kasih sayang di antara 2 anak. Tapi tentu saja tidak menyalahkan kelahiran Haruka. Karena justru dari kehadiran adiknya inilah, kami bisa melihat Hiro yang sekarang.
登録:
コメントの投稿 (Atom)
2 件のコメント:
iya nat, tapi kayanya beda usia terlalu deket/terlalu jauh lebih baik daripada beda 3-4 tahun. Gw inget deh how I hated my sister sampe umur 8-10 years, simply because the first 4 years of my life I am already used to being alone and not yet understood the parent explanation that they love both of us equally!
Tapi kaya si Hiro, he quickly adjusting and probably kalo udah gede ditanya juga dia lupa kalo dia pernah jealous with his sister (kalo kaya gw ga pernah lupa, karena gw udah cukup gede buat inget).
Laen lagi ceritanya cousin gw yang punya anak with 6-7 years gap. By that time, anak dia yang lebih besar dan justru merengek2 minta adik... dan dia cukup besar buat diberi tanggung jawab begitu adiknya lahir (bisa bantu ganti popok, mandiin adik barunya). No sign of sibling rivalry whatsoever! Malah dia sangat teramat2 bangga punya adik, setiap pulang sekolah buru2 pulang buat liat adik bayinya, dipamerin sama temen2 sekolah, dan etc etc.
So, karena gw udah terlambat buat punya yang gapnya dekat, kayanya musti nunggu 3.5 taon lagi sampe Josiah umur 6 hahaha....
sebelonnya gw jg mikir jarak terbaik adalah 4 taun. tp melihat kenyataan yg ada pd anak-anak gw setelah gedean kaya gini, gw baru liat hal-hal positifnya. terutama saat hiro sekolah, gw bersyukur haruka uda gede, bs jalan dan main sendiri, shg gw ga kerepotan saat antar jemput.
コメントを投稿